Pergantian Pemain Membuat Keberuntungan – Derby Madrid yg tersaji pada jornada 31 La Liga 2016/2017 pada Real Madrid vs Atletico Madrid selesai dengan hasil imbang dengan score 1-1. Hasil ini pasti merugikan buat keduanya. Untuk Real Madrid, mereka tidak sukses menjauh dari kejaran Barcelona yg pada jornada ini menelan kekalahan. Dan buat Atletico Madrid, mereka tidak sukses memperpendek jarak dengan Real Madrid.
Pada kompetisi ini ke dua kesebelasan menghadirkan starting XI paling baik mereka. Ketidakhadiran Raphael Varane di lini belakang Real Madrid di isi oleh Pepe. Dan posisi Kevin Gamiero digantikan oleh Fernando Torres di kubu Atletico Madrid.
Laga ini benar-benar dikuasai oleh Real Madrid. Mereka menguasai jalannya kompetisi. Ini bisa di buktikan dengan statistik penguasaan bola yg mereka capai yakni sebesar 61%. Ditambah lagi dengan jumlah tembakan mereka yg menjangkau 20 kali. Sesaat Atletico Madrid cuma sanggup kuasai bola jumlah 39% serta membebaskan tembakan jumlah 10 kali.
Real Madrid pernah juga unggul lebih dahulu lewat gol yg dibuat oleh Pepe pada menit ke-52. Sebelum saat selanjutnya dibalas oleh Atletico Madrid pada menit ke-85 lewat Antoine Griezmann.
Anak asuh Diego Simeone seperti tak belajar dari pertemuan-pertemuan diawalnya mereka dengan sang tetangga, Real Madrid. Kekeliruan yg sama kembali berlangsung pada kompetisi ini. Kekeliruan itu yaitu kembali tidak sukses menyikapi set piece yg dijalankan oleh banyak pemain Real Madrid.
Ya, gol Pepe pada kompetisi ini datang dari sistem set piece yg mengfungsikan sepakan bebas Toni Kroos. Kegagalan dalam menyikapi set piece ini udah terus-terusan berlangsung selagi mereka melawan Real Madrid.
Bahkan juga hal semacam tersebut pernah berlangsung pada dua kompetisi mutlak yakni final Liga Champions 2013/2014 serta 2015/2016. Waktu itu aktornya yaitu Sergio Ramos yg cetak gol lewat sundulan kepalanya mengfungsikan sepakan pojok Luka Modric pada final Liga Champions 2013/2014 dan menjebol jala Jan Oblak dengan kakinya mengfungsikan sepakan bebas Toni Kroos pada final Liga Champions 2015/2016.
Selanjutnya pada pertemuan pertama musim ini bisa, Cristiano Ronaldo sukses merobek gawang Oblak lewat sepakan bebasnya. Dengan kembali kebobolan lewat set piece pada kompetisi ini harusnya Diego Simeone udah mulai pikirkan jalan keluar yg pas buat persoalan ini supaya tak terulang lagi.
Tangguhnya Jan Oblak serta Lini Belakang Atletico
Real Madrid sukses membebaskan 20 tembakan pada kompetisi ini. Tapi, cuma sanggup cetak satu gol saja serta itu lantas bukanlah lewat open play. Semestinya bakal mengundang pertanyaan besar apa yg membuat hal semacam tersebut dapat berlangsung.
Jawabannya yaitu gemilangnya tampilan kiper Atletico Madrid, Jan Oblak pada kompetisi ini. Serangan-serangan Real Madrid yg dilancarkan lewat trio penyerang mereka, Gareth Bale, Karim Benzema serta Cristiano Ronaldo sukses digagalkannya.
Tertulis ada satu kesempatan emas Ronaldo serta dua punya Benzema dan satu lagi yg diperoleh oleh Bale sukses dipatahkan oleh Oblak. Ketangguhan Oblak dibawah gawang Atletico Madrid minimal benar-benar dapat bikin banyak penyerang Real Madrid putus harapan, lebih-lebih Karim Benzema yg peluangnya harusnya dapat jadi gol.
Tidak cuman Benzema, Ronaldo juga dapat di sebutkan cukup putus harapan memandang ketangguhan Oblak serta banyak pemain belakang Atletico Madrid. Dipicu yaitu satu kesempatan emasnya yg udah melalui Oblak sukses digagalkan oleh Stefan Savic pas di garis gawang dengan kepalanya.
Perubahan Pemain yg Pas dari Diego Simeone
Atletico Madrid ketinggalan lebih dahulu pada kompetisi ini oleh gol Pepe lewat set piece. Satu kelemahan yg masih tetap belum dapat diketemukan pemecahannya oleh pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone.
Tapi, pelatih asal Argentina itu sanggup membayar kesalahannya lewat langkah melaksanakan perubahan pemain yg pas. Sehabis Real Madrid unggul, ia memasukkan Angel Correa yg punya perasaan menyerang lebih tinggi menukar Saul Niguez. Tujuannya pasti supaya mereka dapat lebih kuat dalam menyerang.
Dapat tapi, Simeone tak saat bahagia dengan perubahan satu pemain saja. Ia lantas menarik Fernando Torres serta digantikan oleh Thomas Partey. Dengan perubahan ini punya arti, Angel Correa bakal bermain sebagai penyerang menyertai Griezmann. Posisi sayap kiri yg ditinggalkan oleh Correa di huni oleh Koke. Serta posisi Koke ditengah di isi oleh Partey.
Pergantian posisi lebih dari satu pemain ini selanjutnya membuahkan gol balasan dari Atletico Madrid lewat kaki Griezmann. Griezmann membobol gawang Keylor Navas sesudah mengfungsikan umpan terobosan dari Correa.
Sehabis terjadinya gol balasan ini, Simeone selanjutnya melaksanakan perubahan paling akhir dengan memasukkan seseorang bek, Jose Gimenez menukar sayap kanan, Yannick Carrasco. Perubahan ini pasti ditujukan supaya mereka lebih kuat dalam bertahan serta mempersulit Real Madrid buat menembus lini pertahanan mereka.
Selanjutnya, skema perubahan pemain yg dijalankan oleh Simeone sanggup menyelamatkan Atletico Madrid dari kekalahan serta membawa pulang satu poin dari Santiago Bernabeu.
Kesimpulan
Set piece masih tetap jadi persoalan paling utama Atletico Madrid waktu bersua dengan sang rival sekota, Real Madrid. Sampai kompetisi ini, Diego Simeone belum mendapatkan jalan keluar yg pas buat menangani persoalan ini.
Untung lini pertahanan Atletico Madrid lebih-lebih sang kiper, Jan Oblak, terlihat cukup gemilang selama kompetisi ini. Jadi sanggup menggagalkan peluang-peluang yg dibuat oleh Real Madrid serta bikin putus harapan banyak pemain mereka.
Simeone juga memperlihatkan kejeliannya dalam melaksanakan perubahan pemain pada kompetisi ini. Perubahan pemain yg ia jalankan sanggup bikin anak asuhnya membuat gol balasan yg selanjutnya menyelamatkan mereka dari kekalahan serta memperoleh satu poin punya nilai.